Konsep dasar teori
psikoanalisistentang kepribadian
Menurut
Freud, kehidupan jiwa memiliki 3 tingkat kesadaran, yakni :
1. Conscious
(sadar)
2. Preconscious
(prasadar) dan
3. Unconscious
(tidak sadar)
Struktur Kepribadian
Teori
psikoanalisis struktur kepribadian manusia terdiri dari id, ego dan superego.
Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari
dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang
segera. Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran
dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Superego, berkembang dari ego
saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral. Superego merefleksikan
nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral. Apabila
terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah
Struktur
kepribadian manusia menurut Freud terdiri dari id, ego, dan super ego. Id
adalah struktur psikis yang muncul sejak lahir. Struktur ini merupakan
penyimpanan dorongan dan impuls instingstif dasar, mencakup rasa lapar, haus,
seks, dan agresi (Navid; Rathus; Green, 2003). Selama tahun pertama dalam
kehidupan manusia, seorang anak mempunyai id yang tidak dapat secara segera
dipuaskan dan dia harus menunggu agar id-nya terpuaskan. Contohnya jika seorang
anak haus, dia masih harus menunggu minuman/ susu dipersiapkan untuknya.
Tahap selanjutnya ego mulai berkembang, dimana id dapat dikontrol karena
terjadi proses menyesuaikan diri dengan keadaan dilingkungan. Contohnya, dalam
tahap perkembangan seorang anak, saat dia merasa haus maka anak sudah bisa
memenuhinya sendiri dengan mengambil gelas dan meraih teko lalu menuangkan air
didalam gelas, setelah itu id-nya terpenuhi. Ego diatur oleh prinsip realitas,
dimana hal ini berkaitan dengan apa yang praktis dan mungkin dilakukan. Ego
melibatkan proses mengingat, menimbang, merencanakan situasi yang mungkin dapat
dilakukan saat id muncul. Super ego muncul pada tahap selanjutnya, dimana
standar moral dan nilai-nilai dari orangtua maupun orang disekitar anak
diinternalisasi melalui proses identifikasi. Super ego mempertimbangkan standar
moral, etika, norma, dan agama. Pertimbangan tersebut berfungsi sebagai penjaga
dan mengawasi ego dari tindakan benar dan salah.
Mekanisme
Pertahanan Diri
Bahaya yang dating dari Id dan
lingklungan dapat menimbulkan kecemasan, oleh karena itu sedapat mungkin ego
dapat mengatasi secara realistis dengan menggunakan kemampuan dan keteramp[ilan
pemecahan masalah yang dimiliki. Apabila bahaya itu berlebihan dan mengancam
ego, maka dipergunakan mekanisme pertahanan diri.
Mekanisme pertahanan diri yang lazim
digunakan adalah:
1. Regresi
2. Proyeksi
3. Reaksi
formasi
4. Represi
5. Sublimasi
6. Fiksasi
Perkembangan psikoseksual
Freud merupakan pakar psikologi yang mencetuskan
bahwa dorongan-dorongan seksual merupakan faktor dominan dalam perkembangan
kepribadian yang dimulai pada tahap perkembangan anak-anak. Freud meyakini
bahwa hubungan dasar anak dengan lingkungannya ditahun pertama kehidupan
terletak pada pencarian kepuasan sensualitas dan seksualitas (Feist, 2006).
Semua aktivitas yang menimbulkan kepuasan secara fisik seperti makan,
menggerakkan anus, pada intinya adalah aktivitas “seksual”. Pandangan Freud ini
disebut dengan eros, yang merupakan dorongan dasar untuk mempertahankan dan
melanjutkan kehidupan. Eros yang memungkinkan untuk memenuhi fungsinya disebut
dengan libido atau energi seksual. Freud menyatakan bahwa ada lima tahapan
psikoseksual, yaitu oral, anal, phallic, laten, dan genital.
a. Tahap
oral
Pada
tahun pertama kehidupan, seorang bayi memperoleh kepuasan seksual dengan
mengisap payudara ibunya untuk mendapatkan ASI. Setelah itu bayi memasukkan
benda apa saja kedalam mulutnya. Keadaan ini menurut Freud adalah stimulasi
oral dalam bentuk mengisap dan menggigit dimasukkan dalam kepuasan seksual
maupun makanan.
b. Tahap
anal
Setelah
tahap oral, seorang anak memasuki tahap dimana dia mengalami pemenuhan kepuasan
seksual melalui konstraksi dan relaksasi otot-otot penggerak yang mengendalikan
kotoran dari tubuh. Pada awalnya anak belum dapat mengendalikan pemenuhan
keinginan untuk membuang kotoran, tetapi dengan toilet training akhirnya mereka
dapat belajar bagaimana menahan dan menunda kebutuhan tersebut.
c. Tahap
phallic
Tahap
ini berpusat pada penis dan klitoris, dimana anak mulai menyadari bahwa mereka
memiliki rangsangan yang datang dari alat seksual, biasanya dengan cara
menggesekkan atau memegang.
d. Tahap
laten
Pada
tahap ini, kepuasan seksual tahap phallic terlupakan karena anak-anak
disibukkan dengan bermain dan bersekolah.
e. Tahap
genital
Dimulai
pada masa pubertas, dimana fungsi-fungsi seksual sudah matang dan akhirnya siap
untuk menikah.
Unsur-unsur Terapi
Contoh Sasaran terapi bermain bagi anak tunagrahita :
- Tunagrahita ringan : memiliki kemampuan koordinasi motorik yang baik, persepsi yang baik, berkreasi, fantasi, mengikuti pelajaran yang formal, untuk dapat berprestasi.
- Tunagrahita sedang : memiliki koordinasi gerak yang baik, kemampuan motorik halus yang baik, kemampuan persepsi dan sensomotorik yang baik.
- Tunagrahita berat dan sangat berat kita harus lebih hati-hati menyusunnya, yang terpenting agar mereka : dapat memiliki gerak dasar (locomotor), mempergunakan persepsi geraknya bagi kehidupan sehari-hari, ikut dan memiliki suasana gembira, dapat bersosialisasi seoptimal mungkin sesuai dengan keberadaannya.
Peran
dalam pendidikan ;
a. Sarana
pencegahan : tidak menambah permasalahan baru dan menghmbat proses belajarnya.
b. Sarana
penyembuhan : dapat disembuhkan atau dilatih sebagai sarana belajar melalui
bentuk-bentuk permainan yang ber7an mengembalikan fungsi
fisik,psiko-terapi,modifikasi perilaku, mengembangkan fungsi sosial, melatih
bicara, mempertajam atau latihan visual, latihan auditif, latihan taktil, dll.
c. Sarana
penyesuaian diri : anak-anak sulit beradaptasi, oleh karena itu dilatih
bekelompok dalam permainan.
d. Sarana
untuk mengembangkan ketajaman penginderaan : untuk menjernihkan penglihatan
(visual) misal ; permainan warna, bentuk, jarak dll.
e. Sarana
mengembangkan kepribadian : anak dapat bergerak dengan bebas dan aktif
melakukan berbagai kegiatan dengan perasaan gembira dan menyenangkan.
f. Sarana
untuk latihan aktifitas sehari-hari : permainan memasak, berdagang,
rumah-rumahan dll.
Tujuan Terapi permainan untuk mengembangkan aspek :
- Fisik meliputi perkembangan kekuatan organ tubuh, peningkatan ketahanan otot-otot dan organ tubuh, pencegahan dan perbaikan sikap tubuh yang kurang baik.
- Intelektual meliputi kemampuan berkomunikasi, menghitung angka dalam suatu permainan sehingga dapat dikatakan menang atau kalah dll.
- Emosi : penerimaan atas pimpinan orang lain, bagaimana ia memimpin dll.
- Sosialisasi : bagaimana dapat bermain bersama, meningkatkan hubungan yang sehat dalam kelompok.
Teknik-teknik Terapi
·
Free Association
Metode
yang digunakan oleh Freud dimana klien diminta untuk mengatakan apapun yang datang
ke pikiran sehingga memungkinkan isi dari pikiran bawah sadar untuk menyelinap melewati
sensor ego
·
Analisa Resistance
Reaksi
oposisi dari klien terhadap proses psikoanalisa. Reaksi ini bisa muncul dalam 2
bentuk yaitu samar-samar dan jelas.
·
Analisa Transference
Fenomena
dalam psikoanalisa dimana klien diminta untuk merasakan dan bersikap terhadap terapis
dengan cara yang sama dengan apa yang diarasakan dan lakukan terhadap figur dewasa
lain yang signifikan baginya.
·
Analisa mimpi
Metode
yang digunakan oleh Freud dimana klien diminta untuk mengatakan apapun yang datang
kepikiran sehingga memungkinkan isi dari pikiran bawah sadar untuk menyelinap melewati
sensor ego
Sumber
:
Feist, J & Feist, G. 2010.
Theories of Personality (7th ed). New York: Mc Graw Hill.
diarad08.student.ipb.ac.id/2010/06/18/teori-psikoanalisis-freud/
http://ocw.upj.ac.id/files/Slide-PSI-103-Psikologi-Umum-II-Terapi-Psikologis.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar