Kamis, 23 April 2015

Artikel IV: Terapi Psikoanalisis



Konsep dasar teori psikoanalisistentang kepribadian
Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki 3 tingkat kesadaran, yakni :

1.      Conscious (sadar)
2.      Preconscious (prasadar) dan
3.      Unconscious (tidak sadar)

Struktur Kepribadian
Teori psikoanalisis struktur kepribadian manusia terdiri dari id, ego dan superego. Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera. Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral. Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah
Struktur kepribadian manusia menurut Freud terdiri dari id, ego, dan super ego. Id adalah struktur psikis yang muncul sejak lahir. Struktur ini merupakan penyimpanan dorongan dan impuls instingstif dasar, mencakup rasa lapar, haus, seks, dan agresi (Navid; Rathus; Green, 2003). Selama tahun pertama dalam kehidupan manusia, seorang anak mempunyai id yang tidak dapat secara segera dipuaskan dan dia harus menunggu agar id-nya terpuaskan. Contohnya jika seorang anak haus, dia masih harus menunggu minuman/ susu dipersiapkan untuknya.
Tahap selanjutnya ego mulai berkembang, dimana id dapat dikontrol karena terjadi proses menyesuaikan diri dengan keadaan dilingkungan. Contohnya, dalam tahap perkembangan seorang anak, saat dia merasa haus maka anak sudah bisa memenuhinya sendiri dengan mengambil gelas dan meraih teko lalu menuangkan air didalam gelas, setelah itu id-nya terpenuhi. Ego diatur oleh prinsip realitas, dimana hal ini berkaitan dengan apa yang praktis dan mungkin dilakukan. Ego melibatkan proses mengingat, menimbang, merencanakan situasi yang mungkin dapat dilakukan saat id muncul. Super ego muncul pada tahap selanjutnya, dimana standar moral dan nilai-nilai dari orangtua maupun orang disekitar anak diinternalisasi melalui proses identifikasi. Super ego mempertimbangkan standar moral, etika, norma, dan agama. Pertimbangan tersebut berfungsi sebagai penjaga dan mengawasi ego dari tindakan benar dan salah.

Mekanisme Pertahanan Diri
Bahaya yang dating dari Id dan lingklungan dapat menimbulkan kecemasan, oleh karena itu sedapat mungkin ego dapat mengatasi secara realistis dengan menggunakan kemampuan dan keteramp[ilan pemecahan masalah yang dimiliki. Apabila bahaya itu berlebihan dan mengancam ego, maka dipergunakan mekanisme pertahanan diri.
Mekanisme pertahanan diri yang lazim digunakan adalah:
1.      Regresi
2.      Proyeksi
3.      Reaksi formasi
4.      Represi
5.      Sublimasi
6.      Fiksasi

Perkembangan psikoseksual
Freud merupakan pakar psikologi yang mencetuskan bahwa dorongan-dorongan seksual merupakan faktor dominan dalam perkembangan kepribadian yang dimulai pada tahap perkembangan anak-anak. Freud meyakini bahwa hubungan dasar anak dengan lingkungannya ditahun pertama kehidupan terletak pada pencarian kepuasan sensualitas dan seksualitas (Feist, 2006). Semua aktivitas yang menimbulkan kepuasan secara fisik seperti makan, menggerakkan anus, pada intinya adalah aktivitas “seksual”. Pandangan Freud ini disebut dengan eros, yang merupakan dorongan dasar untuk mempertahankan dan melanjutkan kehidupan. Eros yang memungkinkan untuk memenuhi fungsinya disebut dengan libido atau energi seksual. Freud menyatakan bahwa ada lima tahapan psikoseksual, yaitu oral, anal, phallic, laten, dan genital.
a.       Tahap oral
Pada tahun pertama kehidupan, seorang bayi memperoleh kepuasan seksual dengan mengisap payudara ibunya untuk mendapatkan ASI. Setelah itu bayi memasukkan benda apa saja kedalam mulutnya. Keadaan ini menurut Freud adalah stimulasi oral dalam bentuk mengisap dan menggigit dimasukkan dalam kepuasan seksual maupun makanan.
b.      Tahap anal
Setelah tahap oral, seorang anak memasuki tahap dimana dia mengalami pemenuhan kepuasan seksual melalui konstraksi dan relaksasi otot-otot penggerak yang mengendalikan kotoran dari tubuh. Pada awalnya anak belum dapat mengendalikan pemenuhan keinginan untuk membuang kotoran, tetapi dengan toilet training akhirnya mereka dapat belajar bagaimana menahan dan menunda kebutuhan tersebut.
c.       Tahap phallic
Tahap ini berpusat pada penis dan klitoris, dimana anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki rangsangan yang datang dari alat seksual, biasanya dengan cara menggesekkan atau memegang.
d.      Tahap laten
Pada tahap ini, kepuasan seksual tahap phallic terlupakan karena anak-anak disibukkan dengan bermain dan bersekolah.
e.       Tahap genital
Dimulai pada masa pubertas, dimana fungsi-fungsi seksual sudah matang dan akhirnya siap untuk menikah.

Unsur-unsur Terapi
Contoh Sasaran terapi bermain bagi anak tunagrahita :
  1. Tunagrahita ringan : memiliki kemampuan koordinasi motorik yang baik, persepsi yang baik, berkreasi, fantasi, mengikuti pelajaran yang formal, untuk dapat berprestasi.
  2. Tunagrahita sedang : memiliki koordinasi gerak yang baik, kemampuan motorik halus yang baik, kemampuan persepsi dan sensomotorik yang baik.
  3. Tunagrahita berat dan sangat berat kita harus lebih hati-hati menyusunnya, yang terpenting agar mereka : dapat memiliki gerak dasar (locomotor), mempergunakan persepsi geraknya bagi kehidupan sehari-hari, ikut dan memiliki suasana gembira, dapat bersosialisasi seoptimal mungkin sesuai dengan keberadaannya.
Peran dalam pendidikan ;
a.       Sarana pencegahan : tidak menambah permasalahan baru dan menghmbat proses belajarnya.
b.      Sarana penyembuhan : dapat disembuhkan atau dilatih sebagai sarana belajar melalui bentuk-bentuk permainan yang ber7an mengembalikan fungsi fisik,psiko-terapi,modifikasi perilaku, mengembangkan fungsi sosial, melatih bicara, mempertajam atau latihan visual, latihan auditif, latihan taktil, dll.
c.       Sarana penyesuaian diri : anak-anak sulit beradaptasi, oleh karena itu dilatih bekelompok dalam permainan.
d.      Sarana untuk mengembangkan ketajaman penginderaan : untuk menjernihkan penglihatan (visual) misal ; permainan warna, bentuk, jarak dll.
e.       Sarana mengembangkan kepribadian : anak dapat bergerak dengan bebas dan aktif melakukan berbagai kegiatan dengan perasaan gembira dan menyenangkan.
f.       Sarana untuk latihan aktifitas sehari-hari : permainan memasak, berdagang, rumah-rumahan dll.
Tujuan Terapi permainan  untuk mengembangkan aspek :
  1. Fisik meliputi perkembangan kekuatan organ tubuh, peningkatan ketahanan otot-otot dan organ tubuh, pencegahan dan perbaikan sikap tubuh yang kurang baik.
  2. Intelektual meliputi kemampuan berkomunikasi, menghitung angka dalam suatu permainan sehingga dapat dikatakan menang atau kalah dll.
  3. Emosi : penerimaan atas pimpinan orang lain, bagaimana ia memimpin dll.
  4. Sosialisasi : bagaimana dapat bermain bersama, meningkatkan hubungan yang sehat dalam kelompok.
Teknik-teknik Terapi
·         Free Association
Metode yang digunakan oleh Freud dimana klien diminta untuk mengatakan apapun yang datang ke pikiran sehingga memungkinkan isi dari pikiran bawah sadar untuk menyelinap melewati sensor ego
·         Analisa Resistance
Reaksi oposisi dari klien terhadap proses psikoanalisa. Reaksi ini bisa muncul dalam 2 bentuk yaitu samar-samar dan jelas.
·         Analisa Transference
Fenomena dalam psikoanalisa dimana klien diminta untuk merasakan dan bersikap terhadap terapis dengan cara yang sama dengan apa yang diarasakan dan lakukan terhadap figur dewasa lain yang signifikan baginya.
·         Analisa mimpi
Metode yang digunakan oleh Freud dimana klien diminta untuk mengatakan apapun yang datang kepikiran sehingga memungkinkan isi dari pikiran bawah sadar untuk menyelinap melewati sensor ego

Sumber :
Feist, J & Feist, G. 2010. Theories of Personality (7th ed). New York: Mc Graw Hill.
diarad08.student.ipb.ac.id/2010/06/18/teori-psikoanalisis-freud/
http://ocw.upj.ac.id/files/Slide-PSI-103-Psikologi-Umum-II-Terapi-Psikologis.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar