Konsep Penyesuaian Diri yang Sehat
Penyesuaian
diri jika di liat dari Sudut Pandang Usaha Penguasaan (Mastery) yaitu kemampuan
untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu
sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi. Dengan kata
lain, penyesuaian diri diartikan sebagai kemampuan penguasaan dalam
mengembangkan diri sehingga dorongan, emosi, dan kebiasaan menjadi terkendali
dan terarah. Hal itu juga berarti
penguasaan dalam memiliki kekuatan-kekuatan terhadap lingkungan, yaitu
kemampuan menyesuaikan diri dengan realitas berdasarkan cara-cara yang baik,
akurat, sehat, dan mampu bekerja sama dengan orang lain secara efektif dan
efisien, serta mampu memanipulasi faktor-faktor lingkungan sehingga penyesuaian
diri dapat berlangsung dengan baik. Namun demikian, pemaknaan penyesuaian diri
sebagai penguasaan (mastery) mengandung kelemahan, yaitu menyamaratakan semua
individu. Padahal, kapasitas individu antara satu orang dengan yang lain tidak
sama. Ada keterbatasan-keterbatasan tertentu yang dihadapi oleh individu.
Dalam istilah psikologi, penyesuaian (adaptation dalam
istilah Biologi) disebut dengan istilah adjustment. Davidoff (Mujiono,
2010: 47), adjustment itu sendiri merupakan suatu proses untuk mencari
titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan. Penyesuaian
diri diartikan sebagai kemampuan individu dalam menghadapi tuntutan-tuntutan,
baik dari dalam diri maupun dari lingkungan, sehingga terdapat keseimbangan
antara pemenuhan kebutuhan dengan tuntutan lingkungan dan tercipta keselarasan
antara individu dengan realitas.
Prinsip-prinsip
penting mengenai hakikat penyesuaian diri, yaitu sebagai berikut:
1. Setiap
individu memiliki kualitas penyesuaian diri yang berbeda.
2. Penyesuaian
diri sebagian besar ditentukan oleh kapasitas internal atau kecenderungan yang
telah dicapainya.
3. Penyesuaian
diri juga ditentukan oleh faktor internal dalam hubungannya dengan tuntutan
lingkungan individu yang bersangkutan.
Dengan
demikian, semakin tampak bahwa penyesuaian diri dilihat dari pandangan
psikologis pun memiliki makna yang beragam. Hanya sedikit saja kualitas
penyesuaian diri yang dapat diidentifikasi. Selain itu, kesulitan lain yang
muncul adalah bahwa penyesuaian diri tidak dapat dinilai baik atau buruk, melainkan
semata-mata hanya menunjuk kepada cara bereaksi terhadap tuntutan internal atau
situasi eksternal.
Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan
penting bagi terciptanya kesehatan jiwa atau mental individu. Banyak individu
yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena
ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga,
sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui
bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka
untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi penuh tekanan. Sesuai dengan
pengertiannya, maka tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi
terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat individu hidup.
Semua makhluk hidup secara alami dibekali kemampuan
untuk menolong dirinya sendiri dengan cara menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungan, agar dapat bertahan hidup. Namun pada kenyataannya, banyak individu
yang gagal dalam penyesuaian diri karena individu belum tentu tahu apa yang
dinamakan dengan proses penyesuaian diri, selain itu individu tidak memiliki
konsep penyesuaian diri dan tidak melakukan penyesuaian diri dengan baik. Hal
ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan individu dalam menghadapi segala tantangan
dan perubahan-perubahan yang akan terjadi nanti.
Pendidikan merupakan cara manusia menyesuaikan diri.
Selama hidup manusia diharapkan dengan proses penyesuaian diri terhadap keadaan
baru, perubahan suasana, kebutuhan baru dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman
pahit dan manis menjadi suatu pelajaran bagi usaha penyesuaian diri. Agar anak
didik pada usia selanjutnya mampu mengadakan penyesuaian diri secara layak dan
sehat, ia harus memiliki kecakapan dasar dalam penyesuaian diri. Tindak
kriminal, penyalahgunaan narkotika, seks bebas, aborsi dan tawuran adalah
beberapa contoh dari kegagalan dalam penyesuaian diri terhadap tekanan dan
frustrasi yang dialami dari lingkungan. Karena tuntutan dari kemiskinan yang
dideritanya, seorang individu mampu melakukan tindak kriminal seperti mencuri,
menodong bahkan membunuh. Begitu pula dengan perubahan yang dialami oleh
seseorang dalam lingkungannya, perubahan tersebut akan menjadi sumber stres dan
ia dituntut untuk menyesuaikan diri sehingga terbentuk kembali keharmonisan
antara kebutuhan dirinya dan tuntutan lingkungan.
Penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang
bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih
sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Jika individu berhasil
memenuhi kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan tanpa menimbulkan
gangguan bagi lingkungannya disebut penyesuaian diri dengan baik (well
adjusted). Seandainya individu gagal dalam proses penyesuaian diri disebut
(maladjusted). Atas dasar pengertian tersebut dapat memberikan gambaran
bahwa penyesuaian diri itu penting bagi setiap individu dalam mencapai
kebahagiaan hidup.
SUMBER
:
eprints.uny.ac.id/9704/2/Bab
1 -08104241027.pdf